Rabu, 17 April 2024

TANAH LOT

 TANAH LOT


Tanah Lot adalah Pantai dengan keunikan terdapat pura yang berada di atas batu karang di tengah laut dekat batu pantai. Pura Tanah Lot, salah satu tempat ibadah umat Hindu yang disucikan di Bali, berdiri di atas karang sisi pantai Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. 
Sejarah Tanah lot 
    Pura ini dibangun berdasarkan legenda dari abad ke-15. Diketahui, awal mula kehadirannya adalah ketika Bhagawan Dang Hyang Nirartha dalam misi menyebarkan agama Hindu ke pulau Bali. Kedatangannya disambut baik oleh sang raja yang berkuasa pada saat itu, Raja Dalem Waturenggong. Maka dari itu, penyebaran agama Hindu dapat mencapai pelosok desa di seluruh  pulau Bali. Setelah itu, Dang Hyang Nirartha melihat sinar suci dari arah laut selatan di Bali. Ia mencari-cari sumber sinar tersebut dan akhirnya tiba di pantai desa Beraban Tabanan. Namun, pertentangan terjadi. Sebab, pimpinan desa tersebut, yakni Bendesa Beraban Sakti, menentang agama Hindu. Pasalnya, pimpinan desa Beraban adalah seorang penganut aliran monotheisme. Menurut sejarah, Dang Hyang Nirartha memindahkan batu karang tempat meditasinya ke tengah pantai yang sebelumnya berada di pinggir. Batu karang tersebut di beri nama Tanah Lot, artinya batu karang di tengah lautan. Karena hal tersebut, pimpinan desa Beraban pun menjadi pengikutnya. Akhirnya, seluruh desa memeluk ajaran agama Hindu.

Legenda Tanah Lot 
    Menurut legenda, Pura Tanah Lot Bali dibangun oleh brahmana yang mengembara dari jawa, bernama Dang Hyang Nirartha. Ia berhasil membentuk kepercayaan penduduk Bali dengan ajaran Hindu yang kemudian membangun Sad Kahyangan pada abad ke-16. Saat itu, penguasa Tanah Lot yang bernama Bendesa Beraben, iri kepadanya karena banyak yang mengikuti Dng Hyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Dang Hyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Dang Hyang Nirartha pun pergi namun sebelumnya dengan kekuatannya ia memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai dan membangun pura di sana. Ia mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Bahkan ular tersebut disebutkan masih ada hingga sekarang. Pada akhirnya diceritakan bahwa Bendesa Beraben menjadi pengikut Dang Hyang Nirartha.


Sumber :
https://www.orami.co.id/magazine/tanah-lot-bali
Gambar:
https://pin.it/5pUHc8tFk


Tidak ada komentar:

Posting Komentar